-->

CV. Vijiwi Petrolium Maksimal Layani Minyak Tanah di Tanimbar

CV. Vijiwi Petrolium Maksimal Layani Minyak Tanah di TanimbarSAUMLAKI, LELEMUKU.COM – Salah satu pemasok Bahan Bakar Minyak (BBM) di Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku, CV. Vijiwi Petrolium sudah maksimal melayani ketersediaan BBM jenis minyak tanah di daerah yang terdiri dari 10 kecamatan itu. 

Menurut Direktur CV. Vijiwi Petrolium, Andreas J. W. Taborat pihaknya selalu melayani masyarakat kepulauan Tanimbar melalui 54 pangkalan dengan baik sesuai dengan pembagian kuota sejak tahun 2010 sebanyak 100 kilo liter (Kl) dan jadwal distribusi yang telah ditentukan oleh PT. Pertamina.

“Pada tanggal 9 dan 10 September masing-masing kami pembagian 10 kl itu di Sifnana, Olilit, Pasar Omele dan Pasar Lama dan dalam kota juga Larat untuk sekitar 10 sampai 15 pangkalan. Ada yang 1 ton dan tiga drum, karena harus bagi-bagi biar menyebar merata,” kata dia menanggapi kelangkaan BBM di Tanimbar kepada media pada Kamis (12/09/2019).

Taborat menuturkan untuk banyaknya kuota BBM dari setiap agen sudah ditentukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) yang dilanjutkan ke kabupaten dan kota di Maluku dan dibagikan lagi ke masing-masing agen kemudian menyebar ke pangkalan-pangkalan serta pihak PT. Pertamina akan menentukan sistim distribusinya.

“Kebetulan sekali kami punya perusahaan ini juga layani sampai pangkalan-pangkalan di Larat, untuk itu kita bagi di Larat itu rata 100 kl untuk tiap bulan kadang-kadang naik 10, 90 ada juga 100 sekian, selalu main disitu yang sisanya itu kita bahwa di Kecamatan Wertamrian sampai ke Tanimbar Selatan,” tuturnya.

Taborat menambahkan dalam memilih pangkalan sebagai relasi pihaknya selalu selektif dan ketat dengan meminta para pangkalan untuk menunjukkan surat ijin usaha yang sesuai dengan perundang-undangan dan menilai untuk saat ini kebutuhan permintaan BBM di Kepualaun Tanimbar semakin bertambah dengan seiring bertambahnya jumlah penduduk dan menjamurnya jenis usaha restoran dan industry rumahan. Melihat perubahan tersebut, pihaknya juga memberi alternatif penggunaan tabung LPG berat 5,5 kg dan 12 kg kepada masyarakat, secara khusus tempat-tempat usaha agar minyak tanah terfokus ke masyarakat dan terkendali.

“Sejak tahun lalu kan saya sudah coba kasih masuk lpg supaya kita kasih ke restoran-restoran dan hampir semua restoran besar di Tanimbar sudah pasok lpg. Jadi istilahnya, mereka sudah tidak bisa ambil jatah minyak tanah lagi. Permintaan tabung juga tinggi bulan lalu naik 200 lebih tabung,” tambah dia.

Taborat pun meminta adanya pengawasan dari aparat keamanan, Pemerintah Daerah (Pemda) melalui dinas terkait dan partisipasi aktif dari masyarakat untuk turut mengawasi setiap pangkalan yang ada agar penyaluran dari setiap pangkalan tetap sesuai dan tidak berlebihan  dari kebutuhan masyarakat.

“Saya juga minta kepada kepolisian untuk awasi juga, artinya untuk setiap pangkalan kita mau awasi kan tidak bisa tiap malam atau tiap hari. Sedangkan kalau kami disini memang agak keras dengan pangkalan, kalau ada yang tidak sesuai silahkan kita punya nomor telepon,” tutupnya.

Di kesempatan berbeda, Operate Heat (OH) Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina Saumlaki, Sidin Ibrahim Piadjo  memaparkan bahwa ada empat agen yang melayani pasokan BBM jenis minyak tanah di Bumi Duan Lolat, diantaranya CV. Nike Perkasa, CV. Delta Jaya, CV. Tutukratu Perkasa dan CV. Vijiwi Petrolium dengan kuota masing-masing sebesar 120 ton.

Menurutnya dengan total kuota itu sudah cukup memenuhi kebutuhan minyak tanah di Tanimbar dan Maluku Barat Daya (MBD), yang selama sebulan terhitung rata-rata 791 ton. Ia pun meminta Pemda untuk melakukan pengawasan karena jika sudah sampai ke agen itu sudah bukan tanggungjawab Pertamina dan kepada masyarakat Tanimbar untuk tidak perlu kawatir karena dengan kuota 971 ton minyak tanah masyarakat akan selalu dilayani.

“761 kl khusus untuk Saumlaki dan Larat, menurut kuota itu sudah cukup satu bulan. Jika ada yang selundupkan ke industry dan diketahui segera lapor ke Pertamina. Saya akan kirimkan laporan ke general manager pertamina supaya dikurangi jatahnya, bisa jadi dicoret usahanya,” papar dia. (Laura Sobuber)

Recent Posts

recentposts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel