-->

Kabar Densus 88 Tangkap Teroris di Rumah Tiga Ambon, Hoax

AMBON, LELEMUKU.COM - Kepolisian Daerah (Polda) Maluku menyatakan pemberitaan terkait penangkapan salah satu teroris di rumah kontrakan, Jalan Panti Asuhan, Desa Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon oleh Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti Teror pada Senin (11/2) sekitar jam 11.30 WIT merupakan berita bohong atau hoax.

"Berita hoax, ini informasi dari mana?" bantah Kepala Bidang Humas Polda Maluku Kombes Pol. Muhamad Roem Ohoirat melalui pesan seluler pada Senin (11/2).

Ia menyatakan informasi terkait  penangkapan tersebut  merupakan informasi palsu yang menyesatkan.

"Saya pastikan bahwa berita yang dimuat tersebut adalah berita Hoax. Wartawannya 100 persen mengarang," ungkap dia.

Dari informasi yang diterima Lelemuku.com menyatakan penangkapan tersebut bukan terkait masalah teroris, melainkan terkait kasus penipuan oleh Tim Buru Sergap (Buser) dari Kepolisian Resor (Polres) Masohi dibantu Polres Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease pada Kamis (31/1) lalu.

Sementara terkait kabar penangkapan penyebar hoax yang telah diamankan oleh anggota Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Disreskrimsus) Polda Maluku, Ohoirat menyatakan pihaknya masih mencari informasi lebih rinci.

"Saya belum dapat infonya. Besok akan saya sampaikan ke rekan-rekan," ungkap dia.

Sebelumnya salah satu media online di Ambon memberitakan Densus 88 Anti Teror menangkap satu orang teroris di Desa Rumah Tiga dan membuat warga sekitar kaget bercampur kecewa dengan kinerja dan peran aktif dari RT dan RW setempat.

N25NEWS.com mengklaim  telah mewawancarai seorang pemuda berumur 38 tahun yang enggan disebutkan namanya pada Senin (11/2) dan mengakui mengetahui hal tersebut.

”Kami warga Rumah Tiga kaget kok bisa ada teroris yang masuk ke Rumah Tiga tanpa diketahui pemerintah desa dan jajarannya. Berarti RT dan RW selama ini tidak mempunyai peran aktif sama sekali samapi kok bisa kecolongan seperti ini,” kata sumber tersebut.

Dibeberkan, dari hasil penggeledahan di kamar kost milik teroris tersebut ditemukan beberapa alat bukti seperti peta desa Rumah Tiga dan berbagai alat dan bahan peledak untuk merakit bom serta 1 buah leptop dan handphone (HP) yang nomor lama dan baru masih aktif kemudian juga ditemukan berbagai buku-buku yang berkaitan dengan jaringan teroris.

“Kita disini tidak tahu kalau pemuda yang pendiam itu adalah seorang teroris padahal orangnya sangat sopan dengan warga sekitarnya.Pemuda tersebut sendiri sudah tinggal di kamar kostnya sekitar 1 minggu ini,bahkan sempat dia juga menonton pertandingan gawang mini piala Kapolsek di lorong gandaria,tapi untungnya ke 8 orang Densus terus memantau gerak-gerik teroris tersebut,”jelas sumber tersebut.

Ke 8 orang Densus ini telah lama memantau pergerakan pemuda tersebut mulai dari aktifitasnya di Aceh,kemudian teroris tersebut masuk ke Jakarata,di Jakarta teroris tersebut hanya tinggal 1 hari,kemudia dia masuk ke Makasar dan tinggal selama 2 hari lalu masuk ke Ambon kemudian langsung ke Masohi lalu kembali lagi ke Ambon dan tinggal di Rumah Tiga.

“Ketika Densus 88 menangkap teroris ini ternyata diketahui bahwa bom yang dirakitnya ada aktif dan hanya menunggu momen yang tepat untuk melaksanakan aksi pemboman. Bahkan pernah teroris tersebut menanyakan kepada warga sekitar kalau disini tempat-tempat keramaian dimana-mana saja.Untuk itu kami selaku warga sangat kecewa dengan pengawasan dari pemerintah desa khususnya RT dan RW,” tandas sumber tersebut kepada N25NEWS. (Albert Batlayeri)

Recent Posts

recentposts

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel